Eksperimen Kakek 62 Tahun di Sugar Rush, Buktikan Umur Bukan Halangan Main Pintar dan Beruntung
Eksperimen yang Mengubah Pandangan Hidup
Di usia 62 tahun, banyak orang mulai melambat. Namun bagi Slamet Riyanto, pensiunan guru fisika asal Yogyakarta, justru itu masa di mana ia “mulai bereksperimen”. Tapi bukan eksperimen di laboratorium seperti dulu — melainkan di dunia digital yang penuh warna: Sugar Rush, permainan daring yang kini digemari lintas usia.
Awalnya, Slamet hanya iseng. “Saya suka logika dan pola. Waktu lihat permainan itu, saya langsung berpikir: pasti ada rumus di balik keberuntungan,” ujarnya sambil tertawa. Dari situlah muncul ide gilanya — menguji prinsip probabilitas dan teori strategi dalam permainan keberuntungan.
Filosofi dari Dunia Sains dan Permainan
Slamet terinspirasi dari dua hal: hukum probabilitas dan strategi catur. Ia menganggap keduanya punya kesamaan — bukan soal menebak hasil, tapi memahami pola dan risiko.
“Di catur, kamu tidak bisa mengontrol langkah lawan. Di probabilitas, kamu tidak bisa mengontrol hasil. Tapi kamu bisa mengontrol strategi bermainnya,” jelas Slamet.
Filosofi itu menjadi pondasi berpikirnya. Ia mulai membuat catatan setiap kali bermain: kapan peluang kemenangan meningkat, kapan lebih baik berhenti, dan bagaimana mengatur ritme permainan agar tetap tenang.
Menariknya, pendekatan ilmiah itu justru membuatnya menikmati permainan lebih dalam. “Saya belajar sabar, disiplin, dan tahu kapan harus berhenti. Itu seperti meditasi digital,” katanya.
Langkah Konkret: Dari Catatan Pribadi ke Komunitas Pembelajar
Tak berhenti di sana, Slamet membuat eksperimennya menjadi proyek komunitas kecil. Ia membuka grup Facebook bernama Sugar Logic Indonesia — tempat para pemain berbagi strategi, etika bermain, dan cara berpikir rasional.
Dalam grup itu, Slamet sering mengadakan sesi live kecil, menjelaskan konsep dasar probabilitas, dan bagaimana “bermain dengan kepala dingin.”
Ia bahkan membuat spreadsheet publik berisi simulasi peluang — bukan untuk menjamin kemenangan, tapi agar orang paham cara bermain dengan cerdas dan bertanggung jawab.
“Saya ingin orang sadar bahwa keberuntungan bisa dilatih — bukan dengan menantang nasib, tapi dengan memahami pola,” ujarnya.
Hasil Positif: Dari Eksperimen Menjadi Inspirasi
Kini komunitas Sugar Logic Indonesia memiliki lebih dari 8.000 anggota aktif, mayoritas di antaranya adalah pemain paruh baya yang menemukan kesenangan baru tanpa terjebak dalam permainan berlebihan.
Slamet pun mendapat undangan berbicara di berbagai forum daring tentang “Mindful Gaming” — cara menikmati hiburan digital secara sehat dan edukatif. Bahkan, beberapa universitas sempat mengundangnya untuk berbicara tentang bagaimana prinsip sains dapat diterapkan dalam perilaku digital masyarakat.
“Saya tak pernah berpikir akan jadi influencer di usia 62 tahun,” katanya sambil tersenyum. “Tapi kalau eksperimen kecil ini bisa membuat orang lebih bijak, saya merasa menang besar.”
Kesimpulan: Umur Tak Menghalangi Rasa Ingin Tahu
Kisah Slamet Riyanto membuktikan bahwa inovasi dan pembelajaran tidak mengenal usia. Dengan memadukan logika ilmiah dan kesabaran seorang pemain strategi, ia menemukan filosofi hidup yang sederhana: keberuntungan adalah hasil dari pikiran yang tenang dan keputusan yang terukur.
Sugar Rush mungkin hanya permainan, tapi bagi Slamet, itu adalah laboratorium kecil tempat ia menemukan kembali semangat bereksperimen — dan menjadi inspirasi bagi ribuan orang yang ingin membuktikan hal yang sama: umur boleh tua, tapi rasa ingin tahu harus tetap muda.
